Representasi Pengetahuan

Pertemuan 6

Representasi Pengetahuan

Nama : Bella Alysha Vira
NPM : 11115319
Kelas : 3KA10
Dosen : Essy Malays Sari Sakti


1.1.REKAYASA ONTOLOGI

Pengertian ontologi sangat beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu, ada beberapa definisi ontologi yang didefinisikan oleh Neches memberikan definisi awal tentang ontologi yaitu “Sebuah ontologi merupakan definisi dari pengertian dasar dan relasi kosakata dari sebuah area sebagaimana aturan dari kombinasi istilah dan relasi untuk mendefinisikan kosakata”.

Dalam bidang kecerdasan buatan, ontologi memiliki dua pengertian yang berkaitan. Pertama ontologi merupakan kosakata representasi yang sering dikhususkan untuk domain atau subyek pembahasan tertentu. Kedua, sebagai suatu body of knowledge untuk menjelaskan suatu bahasan tertentu. Literatur yang berisi tentang kecerdasan buatan banyak menjelaskan tentang definisi ontologi, banyak yang bertentangan satu dengan yang lainya.

Tetapi dapat diambil kesimpulan, ontologi adalah sebuah uraian formal yang menjelaskan tentang sebuah konsep dalam sebuah domain tertentu (class, terkadang disebut konsep), properti-properti dari masing-masing konsep menjelaskan bermacam-macam corak dan atribut dari sebuah konsep (slots, terkadang disebut roles atau properti-properti), dan batasan-batasan (facets, terkadang disebut role restrictions). Sebuah ontologi bersama dengan beberapa set instances dari class membentuk sebuah presentasi pengetahuan. Secara umum, ontologi digunakan pada kecerdasan buatan dan persentasi pengetahuan. Segala bidang ilmu yang ada di dunia, dapat menggunakan metode ontologi untuk dapat berhubungan dan saling berkomunikasi dalam hal pertukaran informasi antara sistem-sistem yang berbeda.

1.2. PENGKATEGORIAN DAN OBJEK
Komposisi fisik
Komposisi adalah tata susunan yang menyangkut
keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam
suatu karya seni rupa.jadi komposisi fisik adalah susunan kesatuan dari suatu bentuk fisik atauyang
dapat dilihat.

Pengukuran 
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka tehadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati. Pengukuran dapat dilakukan pada apapun yang dibayangkan, namun dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Misalnya untuk mengukur tinggi, maka seseorang dapat mengukur dengan mudah karena objek yang diukur merupakan objek kasat mata dengan satuan yang sudah disepakati secara internasional. Namun hal ini akan berbeda jika objek yang diukur lebih abstrak seperti kecerdasan, kematangan, kejujuran, kepribadian, dan lain sebagainya sehingga untuk melakukan pengukuran diperlukan keterampilan dan keahlian tertentu.

Substansi
Watak sebenarnya,inti dari sesuatu.

Objek

Sesuatu yang sedang dibicarakan/dijadikan pokok acuan/target.

1.3. Aksi, Situasi dan Kejadian/Event

Aksi
Adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan suatu kejadian.

Situasi
Keadaan sekitar yang sedang berlangsung.

Kejadian/Event
Sesuatu yang sedang terjadi di sebuah lingkungan dimana terjadi pada waktu yang sedang
berlangsung maupun yang telah terjadi.

1.4. Mental Objek dan Mental Objek : Pengetahuan dan Kepercayaan , Pengetahuan-waktu dan Aksi

Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh manusia, atau pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi. Pengetahuan akan muncul ketika orang menggunakan akal atau indranya untuk mengenali benda atau peristiwa tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan. Misalnya, saat pertama kali orang makan cabai maka Dia akan tahu bagaimana rasa cabai itu, bentuknya, warnanya, atau bahkan akan bertanya-tanya apa zat zat apa yang dikandungnya. Pengetahuan empiris menekankan pada pengamatan dan pengalaman indrawi, sedangkan pengetahuan rasional didapatkan melalui akal budi. Misalnya, orang mengetahui bahwa cabai rasanya pedas karena dia pernah memakannya. Tidak mungkin hanya dengan dipikir-pikir orang itu akan mengetahui bahwa rasa cabai adalah pedas. Nemun, pernyataan 1+1=2 adalah hasil dari pemikiran (akal) manusia, bukan merupakan suatu pengamatan empiris. Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan manusia saat dia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Maksudnya adalah orang akan merasa yakin kalau apa yang mereka ketahui adalah benar. Jadi, keyakinan terjadi setelah orang percaya adanya suatu kebenaran. Menurut teori kebenaran sebagai kesesuaian, keyakinan adalah suatu pernyataan yang tidak disertai bukti yang nyata. Misalnya, petir disebabkan oleh amukan para dewa. Pernyataan ini tidak bisa dibuktikan, sehingga hanya bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan. Sementara pernyataan petir disebabkan kerena adanya tabrakan antara awan yang bermuatan positif dan negative adalah suatu kebenaran, karena dapat dibuktikan. Sehingga pernyataan ini disebut sebagai pengetahuan.
Ada dua istilah yang berhubungan dengan keyakinan dan pengetahuan.
1. Magic power- (kekuatan magis) –> fenomena kekuatan gaib. Orang yang lebih percaya pada sesuatu yang aneh(karena tidak tahu sebabnya) sebagai kekuatan magis
2. Naturalisme, berarti sesuatu yang alami.

1.5. Sistem Penalaran Untuk Pengkategorian : Jaringan Semantik, Logika Deskripsi

Jaringan semantik
Jaringan semantik adalah gambaran pengetahuan grafis yang menunjukkan hubungan antar berbagai objek, terdiri dari lingkaran-lingkaran yang dihubungkan dengan anak panah yang menunjukkan objek dan informasi tentang objek-objek tersebut. Dalam mata kuliah Pengantar Kecerdasan Buatan script merupakan representasi pengetahuan berdasarkan karakteristik yang sudah dikenal sebagai pengalaman-pengalaman yang menggambarkan urutan peristiwa.

Terdapat enam elemen script, yaitu :
1. Kondisi input, merupakan kondisi yang harus dipenuhi sebelum terjadi.
2. Track, yaitu variasi kemungkinan yang terjadi.
3. Prop, yaitu objek yang digunakan dalam suatu peristiwa.
4. Role, yaitu peran dalam suatu peristiwa.
5. Scene, yaitu adegan dalam suatu peristiwa.
6. Hasil, yaitu kondisi setelah terjadinya urutan peristiwa.

Deskripsi logika
deskripsi logika (deskripsi jamak logika) (logika) Salah satu keluarga bahasa representasi pengetahuan yang dapat digunakan untuk mewakili definisi konsep domain aplikasi (dikenal sebagai pengetahuan terminologi) dalam cara yang terstruktur dan formal dipahami dengan baik.


1.6. Penalaran dengan Informasi Default
Manusia memecahkan masalah melalui kombinasi antara fakta dan pengetahuan (knowledge). Penalaran (reasoning) adalah proses yang berhubungan dengan pengetahuan, fakta, dan strategi pemecahan masalah (problem solving) untuk mendapatkan konklusi/penyelesaian. Berbagai metode penalaran yang lazim adalah deduksi, induksi, abduktip, analogi, dan akal sehat, berikut ini penjelasan singkatnya.

Deduksi (deduction)
Manusia menggunakan deduksi untuk mendapatkan informasi baru dari informasi yang sudah diketahui (pengetahuan) yang ada relasinya. Penalaran deduksi menggunakan fakta-fakta dari masalah yang ada dan pengetahuan umum yang sesuai yang pada umumnya berbentuk aturan (rules) atau implikasi (implications), jadi dari hal yang umum, dikenakan pada hal yang khusus, model deduksi adalah:

Fakta + Rule -> Efek dengan rule dalam bentuk:
If <cause/premise> then <effect/conclusion>
Jika <sebab/premis> Maka <akibat/konklusi>

Sebagai contoh:
Aturan/implikasi: Jika saya berdiri di hujan, maka saya akan basah.
Fakta/premis : saya berdiri di hujan
Konklusi : saya akan basah

Penalaran deduksi sangat menarik secara logika dan merupakan teknik solusi masalah yang paling
umum digunakan oleh manusia. Aturan inferensi (penyimpulan) yang disebut modus ponens adalah
bentuk dasar dari penalaran deduksi dengan formula sbb.:
Jika A adalah benar, dan Jika A maka B adalah benar, maka B adalah benar

Induksi (Induction)
Manusia menggunakan induksi untuk mendapatkan kesimpulan umum (general conclusion) dari sekumpulan/himpunan fakta melalui proses generalisasi. Ini bagaikan transisi dari jumlah sedikit ke semua. 
 Model induksi adalah: Cause + Effect -> Rule

Proses induksi dijelaskan oleh Firebaugh (1988) sbb.:
Untuk suatu himpunan objek X = {a,b,c,d, …}, jika sifat P adalah benar untuk a, dan jika sifat P
adalah benar untuk b, dan jika sifat P adalah benar untuk c, …, maka sifat P adalah benar untuk
semua X.
Sebagai contoh:
Fakta/premis : aluminium dipanaskan memuai
Fakta/premis : besi dipanaskan memuai
Fakta/premis : tembaga dipanaskan memuai

Konklusi : secara umum, semua besi bila dipanaskan akan memuai

Abduktip (Abductive)
Abduktip adalah bentuk deduksi yang memungkinkan menarik kesimpulan yang bersifat “plausible”. Plausible (masuk akal) adalah konklusi yang ditarik dari informasi yang tersedia, namun ada kemungkinan konklusi itu salah, jadi model abduktip adalah: Jika B adalah benar, dan Jika A maka B adalah benar, maka A adalah benar? Atau effect + rule -> cause

Sebagai contoh:
Aturan : Tanah basah jika hari hujan.
Fakta : Tanah basah.
Konklusi : Hari hujan?

Jadi, diberikan fakta satu-satunya bahwa tanah basah, penyimpulan plausible menghasilkan konklusi hari hujan. Padahal, konklusi ini bisa salah, karena ada banyak hal yang menyebabkan tanah basah, misalnya seseorang siram-siram tanaman. Abduktip, sebagai salah satu metode penalaran, sering dipakai oleh dokter dalam mendiagnose pasien, maka diagnose dapat saja salah.

Analogi
Manusia membentuk model mental tentang konsep melalui pengalaman. Manusia menggunakan model ini melalui penalaran analogi untuk membantu memahami suatu masalah/situasi. Mereka lalu menarik analogi diantara masalah dan model, mencari kesamaan dan perbedaan untuk dapat menyimpulkan.

Sebagai contoh:
Misalkan seorang dokter yang sudah puluhan tahun praktek, maka pengalamannya dalam bentuk kasus-kasus sudah sedemikian banyaknya. Bila kasus-kasus tersebut dapat disimpan secara cerdik dalam database kasus, maka dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah baru bagi pasien baru tanpa dokter itu hadir (otomasi). Pasien baru memasukan karakter berikut data-data (keluhan) dari sakitnya, kemudian sistem mencari kasus pasien lama yang serupa keluhannya untuk ditampilkan solusinya, yaitu obat beserta dosisnya. Pengalaman adalah guru terbaik, maka pengalaman perlu disimpan secara cerdik untuk memecahkan persoalan baru yang mirip.

Akal Sehat (Common-sense)
Lewat pengalaman, manusia belajar memecahkan persoalan secara effisien. Mereka menggunakan akal sehat untuk dengan cepat menarik kesimpulan. Akal sehat lebih cenderung berdasar pada kebijakan-kebijakan (judgments) yang baik daripada logika yang eksak. Contoh akal sehat adalah: Disuatu bengkel ditemukan suara klik-klik-klik dalam mesin sepeda motor, seorang montir yang berpengalaman, tanpa membongkar mesinnya, langsung dapat menyimpulkan bahwa ring piston pada silinder mesin itu perlu diganti. Pengetahuan akal sehat ini diperoleh dari pengalamannya mengerjakan banyak sepeda motor selama bertahun-tahun. Jenis pengetahuan seperti ini disebut sebagai heuristik (heuristic) atau rule-of-thumb. Akal sehat tidak menjamin ditemukannya solusi, namun ia menjamin kecepatan menemukan solusi.

Referensi
http://cs.unsyiah.ac.id/~irvanizam/ai/INF303-01.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Logika Orde Pertama (First-Order Logic)

C++ (Program Kalkulator Sederhana)

Software Komputer dan Fungsinya